Qutbussalām: Penjaga Sakinah dan Poros Nur dalam Sholawat Nurul Muttashil

I. Pendahuluan

Dalam khazanah tasawuf, eksistensi para wali sebagai penjaga tatanan batin dunia telah menjadi bagian dari struktur spiritual semesta. Sholawat Nurul Muttashil, sebagai doa penyambung ruhani lintas cahaya ilahi, menyebutkan satu maqām agung: Qutbussalām. Bukan sekadar simbol, Qutbussalām adalah poros kedamaian ruhani yang berperan penting dalam menghubungkan ruh manusia dengan ketenangan ilahiyah dan Nur Muhammad ﷺ.

II. Pengertian dan Etimologi

Qutb (قُطْب) secara bahasa berarti "poros" atau "kutub". Dalam istilah tasawuf, Qutb merujuk pada poros tertinggi kewalian dalam satu zaman. As-Salām (السَّلَام) bermakna kedamaian, keselamatan, dan ketenteraman. Maka, Qutbussalām berarti "Poros Kedamaian"—sebuah maqām atau sosok wali yang menjaga keseimbangan batin umat dan menjadi penjaga sakinah semesta.

III. Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis

  1. QS. Luqman: 15

    "...وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ"
    "...dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku."

    Ayat ini menjadi landasan untuk pentingnya mengikuti jejak para auliya dan Qutb sebagai mereka yang telah kembali secara total kepada Allah ﷻ.

  2. QS. Al-Hijr: 72

    "وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ"
    "Dan Allah tidak akan mengazab mereka, sementara engkau (Muhammad) berada di tengah mereka."

    Dalam tafsir sufi, kehadiran para pewaris Nabi ﷺ (termasuk Qutb) memberikan perlindungan dari bencana batin maupun lahir.

  3. Hadis Qudsi (Riwayat Imam Bukhari)

    "Wali-wali-Ku berada di bawah kubah-Ku, tidak dikenal oleh makhluk, namun dikenal oleh-Ku."

    Ini menunjukkan bahwa keberadaan Qutb tidak selalu dikenal, tetapi mereka hadir menjaga struktur batin semesta.

IV. Pandangan Para Ulama Sufi

  1. Ibnu 'Arabi dalam Futūḥāt al-Makkiyyah menjelaskan bahwa dalam setiap zaman ada satu Qutb yang menjadi poros keberadaan alam semesta secara ruhani. Beliau menyebut struktur hirarki kewalian dimulai dari Qutb, Awtād, Abdāl, Nuqabā’, dan Nujabā’.

  2. Imam Qusyairi dalam Risālah Qusyairiyyah menyebut bahwa para Qutb adalah para penjaga rahasia Ilahi yang dengan mereka bumi tetap kokoh dan rahmat tetap turun.

  3. Imam Ghazali dalam Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn menjelaskan fungsi para wali sebagai penyambung manusia dengan ketenteraman hakiki (sakinah).

V. Qutbussalām dalam Sholawat Nurul Muttashil

Dalam susunan Sholawat Nurul Muttashil, disebut:

"Yā Qutbussalām, haris as-sakīnah..."

Ini mengisyaratkan bahwa Qutbussalām adalah penjaga sakinah bagi ruh yang sedang meniti jalan menuju Nur Ilahi. Sakinah bukan hanya ketenangan psikologis, tetapi kondisi batin yang selaras dengan maqām tauhid dan nur.

VI. Fungsi Qutbussalām

  1. Menjaga ketenangan batin kolektif umat

  2. Menjadi saluran rahmat dan nur dari alam Wahdaniyah ke alam kaun

  3. Menjadi jembatan antara ruh manusia dan Nur Muhammad ﷺ

  4. Menjadi pembimbing ruhani bagi mereka yang mencari jalan pulang

VII. Tahiyah Qutbussalām dan Doa Konektif

Tahiyah Qutbussalām

بِإِذْنِ اللَّهِ، الرَّبِّ الْعَلِيِّ
نَحْيَا بِالْقُطْبِ السَّلَامِ، حَارِسِ السَّكِينَةِ
تَسْكُنُ الرُّوحُ فِي لُجَّةِ بَاطِنِهِ الْبَارِدَةِ
فَاهْدِنَا يَا قُطْبَ السَّلَامِ إِلَى نُورِكَ وَالطُّمَأْنِينَةِ

يَا قُطْبَ السَّكِينَةِ، اجْعَلْنِي فِي ضِيَائِكَ السَّاكِنِ

VIII. Kesimpulan

Qutbussalām adalah simbol dan maqām ruhani yang dalam. Ia merupakan manifestasi dari penjaga sakinah, poros dunia batin, dan pembawa nur yang menyambung ruh-ruh yang tulus kepada sumber cahaya: Nur Muhammad ﷺ. Keberadaan dan penyebutannya dalam Sholawat Nurul Muttashil menegaskan peran pentingnya sebagai gerbang masuk menuju kedamaian spiritual sejati.


Tulisan ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi kitab kecil sebagai pengantar ruhani tentang Qutbussalām dalam zikir dan tarekat. Jika engkau menghendaki, akan kutuliskan dengan adab dan tuntunan ruhaniyah yang lebih dalam.

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *