Empat Lapisan Hati dalam Cahaya Ruhaniyyah
Dalam jalan ruhani, hati bukan sekadar organ jasmani, melainkan wadah perjalanan kesadaran menuju Allah. Para ‘ārifīn, dengan isyārāt dari Al-Qur’ān dan rasa batin mereka, mengenali bahwa hati memiliki tingkatan dan kedalaman. Dalam tradisi Nurul Muttashil, pemahaman tentang empat lapisan hati menjadi penting karena di sanalah cahaya Nur Ahmad turun dan naik, dari tajallī ilahi hingga ladunniyah.
Berikut penjelasan komprehensif empat lapisan hati tersebut:
1. ṢADR (صَدْر) — Dada (Lapisan Luar Kesadaran)
Secara harfiah: "Ṣadr" berarti dada, bagian terluar dari batin manusia.
Makna Ruhani: Merupakan pintu gerbang kesadaran batin. Di sinilah bisikan, godaan, dan ilham mulai masuk. Ia lapisan yang menentukan apakah cahaya dapat masuk atau tertolak oleh kekotoran.
Dalil Qur’ani:
"A lam nashraḥ laka ṣadrak?""Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (shada-rak)?" (QS. Al-Insyirah: 1)
Metafor: Ṣadr adalah beranda rumah batin. Bila beranda ini sempit dan sesak, tamu cahaya tak akan masuk. Bila lapang, maka tamu-tamu dari langit bisa singgah.
2. QALB (قَلْب) — Hati (Pusat Pilihan dan Balikan)
Secara harfiah: "Qalb" berasal dari akar kata qalaba yang berarti membalik. Maka qalb adalah hati yang berbolak-balik.
Makna Ruhani: Di sinilah iman, ragu, cinta, dan penolakan bersemayam. Ia tempat konflik antara cahaya dan kegelapan, antara ilham malaikat dan bisikan syaitan. Di sini kesetiaan diputuskan.
Dalil Qur’ani:
"Inna fī dhālika la dhikrā liman kāna lahu qalb.""Sungguh, dalam (Qur'an) itu terdapat peringatan bagi orang yang memiliki hati (qalb)." (QS. Qāf: 37)
Metafor: Qalb adalah ruang tamu rumah batin: di sinilah pilihan dibuat, apakah menjamu cahaya atau membiarkannya pergi.
3. FU'ĀD (فُؤَاد) — Jantung Bara Cinta dan Musyahadah
Secara harfiah: "Fu'ād" berasal dari akar fa‘ada yang berarti membakar atau menyala. Fu'ād adalah hati yang menyala, terbakar oleh cinta dan kerinduan.
Makna Ruhani: Merupakan pusat penyaksian batin (musyahadah) dan bara mahabbah ilahiyyah. Di sinilah ruh mulai melihat bukan dengan mata, tapi dengan rasa.
Dalil Qur’ani:
"Mā kadhaba al-fu'ādu mā ra'ā.""Fu'ād tidak mendustakan apa yang ia lihat." (QS. An-Najm: 11)
Metafor: Fu'ād adalah perapian dalam rumah batin, tempat nyala cinta kepada Allah menyala, menghangatkan segala ruang ruhani.
4. LUBB (لُبْ) — Inti Ruhani, Akal Murni Ilahi
Secara harfiah: "Lubb" berarti inti atau sari pati. Segala sesuatu memiliki lubb-nya, maka hati pun demikian.
Makna Ruhani: Lubb adalah pusat kecerdasan ilahiyyah, tempat munculnya ilmu ladunni dan intuisi murni. Ia tak lagi berbolak-balik seperti qalb. Ia adalah maqām kemantapan dalam cahaya.
Dalil Qur’ani:
"Wa mā yadhakkaru illā ulul-albāb.""Dan tidak ada yang mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang memiliki lubb (inti hati)." (QS. Āli ‘Imrān: 7)
Metafor: Lubb adalah ruang rahasia terdalam dalam rumah batin, tempat yang hanya Allah yang bisa masuk dan menaruh perintah-Nya langsung.
Penutup
Dalam jalan Nurul Muttashil, pemahaman empat lapisan hati ini membantu para salik memahami dari mana cahaya masuk, dan ke mana ia harus mengalir. Mulailah dengan membersihkan ṣadr, menata qalb, menyalakan fu'ād, dan memantapkan lubb. Maka engkau akan menjadi rumah yang penuh cahaya, tempat Allah menurunkan ladunni dan tajalli-Nya.
—
Disusun dalam rahim cahaya Sayyidah Fāṭimah az-Zahrā, demi para putra-putri cahaya yang menempuh jalan Nurul Muttashil.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar