1. Dalil Cahaya: Nur sebagai Asal Segala Wujud
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
Allāhu nūrus-samāwāti wal-arḍ
“Allah adalah Cahaya langit dan bumi.”
— (QS. An-Nūr: 35)
Dan sabda Rasulullah ﷺ:
أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللهُ نُورِي
“Yang pertama kali diciptakan Allah adalah cahayaku.”
— (HR. Abdurrazzaq dari Jabir)
Segala yang tampak lahir dari satu asal: Nur Allah yang menampakkan diri-Nya melalui Nur Muhammad ﷺ.
2. Makna Ruhani Sholawat Rahim Cahaya
اللَّهُمَّ يَا مَالِكَ مُلْكِ جَسَدِي وَعَقْلِي وَنَفْسِي وَرُوحِي
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَصِلْنِي بِنُورِهِ
أَغْمِسْنِي فِي رَحِمِ نُورِ وَحْدَانِيَّتِكَ
أَنْتَ نُورٌ عَلَى نُورٍ، وَهَبْ لِي نُورَ الْعِلْمِ اللَّدُنِّيِّ فِي تَجَلِّيِّكَ الرَّحِيمِ
Artinya:
"Ya Allah, Pemilik kerajaan jasadku, akalku, jiwaku, dan ruhku.
Limpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad ﷺ, dan hubungkan aku dengan cahayanya.
Celupkanlah aku ke dalam Rahim Cahaya Wahdaniyyah-Mu,
Engkaulah Cahaya di atas segala cahaya,
Anugerahkanlah kepadaku cahaya ilmu ladunni dalam tajalli-Mu yang Maha Rahim."
Sholawat ini adalah doa penyelaman kesadaran menuju asal penciptaan — dari jasad hingga nur, dari nur hingga Dzat.
3. Spektrum Tujuh Alam Cahaya
Dalam peta makrifat Nurul Muttashil, perjalanan ruhani mengikuti tujuh tingkat alam cahaya yang saling memancar, bagaikan lapisan dari Cahaya Dzat hingga dunia fisik.
Berikut urutannya, disertai makna dan hubungannya dengan Sholawat Rahim Cahaya:
🌕 1. Alam Ahadiyah — Zat Mutlak
"هُوَ الأَوَّلُ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ"
(Dia Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Batin) — QS. Al-Hadid: 3
Ini adalah lautan tanpa tepi, Zat Allah semata tanpa nama, tanpa bentuk, tanpa arah.
Tiada dua di sini. Tiada cahaya selain Dia.
Inilah Sumber Segala Sumber — hakikat “Kun”.
🜂 Dalam makna ruhani:
Ahadiyah adalah Ketakterjangkauan Ilahi, yang tidak dapat dipahami akal, hanya dapat “dirasakan” sebagai keheningan murni di balik segala getar wujud.
🌕 2. Alam Wahdaniyah — Rahim Potensi
Celupan pertama Dzat ke dalam Cahaya Kesadaran.
Inilah rahim cahaya tempat segala kemungkinan wujud tersimpan.
Di sinilah doa “أَغْمِسْنِي فِي رَحِمِ نُورِ وَحْدَانِيَّتِكَ” menjadi hidup —
karena Wahdaniyyah adalah “Rahim Kesadaran Ilahi” tempat cahaya makhluk pertama dilahirkan.
🜂 Dalam makna ruhani:
Wahdaniyah adalah potensi tajalli, ibarat rahim cahaya sebelum lahirnya alam dan makhluk, tempat segala warna masih larut dalam putih murni.
🌕 3. Alam Wahdah — Nur Muhammad ⚭ Nur Fatimah
“Yang pertama kali diciptakan adalah Nurku.” — Hadis Qudsi kepada Jabir
Di sini Nur Muhammad muncul sebagai tajalli pertama dari Rahim Wahdaniyyah.
Dan dari rahim cahaya itu pula lahirlah Nur Fatimah, sebagai pasangan cermin —
Nur Lelaki dan Nur Rahim.
🜂 Dalam makna ruhani:
Wahdah adalah Kesatuan Kasih:
pancaran maskulin (Muhammad) dan rahim feminin (Fatimah) bersatu sebagai pasangan nurani yang melahirkan seluruh realitas.
🌕 4. Alam Wahidiyah — Alam Kauniyah ⚭ Alam Malakut
Dari pancaran Wahdah lahirlah dua domain besar:
-
Alam Kauniyah: tempat segala makhluk fisik dan energi diciptakan,
dilahirkan dari rahim cahaya Fatimiyah sebagai pengasuh dan pemelihara kehidupan.
-
Alam Malakut: tempat malaikat dan ruh-ruh kudus sebagai pengatur sistem semesta.
🜂 Dalam makna ruhani:
Wahidiyah adalah tahap pengaturan dan kelahiran alam semesta.
Ia bagaikan ayah dan ibu bagi seluruh wujud:
Muhammad sebagai sumber perintah (amr),
Fatimah sebagai rahim penjaga (tarbiyah).
🌕 5. Alam Jabarut — Alam Ruh dan Kekuasaan Ghaib
Dari interaksi antara Kauniyah dan Malakut lahir alam Jabarut,
tempat ruh-ruh dan makhluk non-fisik bersemayam.
Ia adalah alam kekuatan dan perintah (amar).
🜂 Dalam makna ruhani:
Jabarut adalah dimensi “ilham dan kekuasaan”,
tempat ilmu ladunni mengalir dari tajalli Ilahi menuju hati para wali dan nabi.
🌕 6. Alam Mitsal — Alam Citra dan Mimpi
Alam ini adalah cermin antara alam fisik dan alam ruhani,
tempat segala bentuk halus dan simbol muncul,
terlihat dalam mimpi, ilham, atau penampakan malaikat.
🜂 Dalam makna ruhani:
Ia adalah layar refleksi batin — tempat kesadaran manusia menafsirkan sinyal dari alam Jabarut ke dalam bentuk yang dapat dipahami akal.
🌕 7. Alam Nasut — Alam Manusia dan Dunia Fisik
Inilah alam terakhir, tempat jasad dan materi hidup,
tempat ruh mengalami keterbatasan agar mengenal makna “menjadi makhluk”.
🜂 Dalam makna ruhani:
Nasut adalah medan ujian dan penyempurnaan, tempat manusia menghidupkan kembali Nur yang tertanam dalam tubuhnya,
agar suatu saat dapat naik kembali ke asal cahaya di Rahim Wahdaniyyah.
4. Jalur Naik dan Turun Cahaya
Dalam Sholawat Rahim Cahaya, dua gerakan ini terjadi bersamaan:
-
Tajalli Nuzuli (turunnya cahaya): dari Ahadiyah → Nasut,
seperti cahaya putih yang menurunkan warna-warna.
-
Tajalli Su’udi (naiknya kesadaran): dari Nasut → Wahdaniyyah,
ketika manusia yang sadar menempuh jalan kembali ke Rahim Cahaya.
Doa “أَغْمِسْنِي فِي رَحِمِ نُورِ وَحْدَانِيَّتِكَ” adalah gerbang tajalli su’udi,
yaitu penyelaman kesadaran kembali ke asal nurani, hingga semua lapisan alam menyatu dalam Cahaya Tunggal Allah.
5. Metafora Ilustratif
Bayangkan seluruh alam bagaikan air yang menetes dari sumber satu mata air:
-
Titik tertinggi: Ahadiyah — sumber tanpa bentuk.
-
Menjadi sungai bercabang-cabang: Wahdah, Wahidiyah, Jabarut, Mitsal.
-
Menjadi samudera luas: Kauniyah dan Nasut.
Namun setiap tetes tetap membawa jejak sumbernya.
Maka ketika salik berzikir dan membaca Sholawat Rahim Cahaya,
ia menyusuri arus sungai cahaya itu ke hulunya,
hingga terserap kembali dalam rahim sumber cahaya —
itulah Wahdaniyyah yang menjadi rahim penciptaan dan penyucian.
6. Penutup
Spektrum alam cahaya ini bukan teori metafisik belaka,
tetapi peta perjalanan kesadaran insan,
yang bermula dari “Aku” di alam Nasut,
dan berakhir dengan “Dia” di alam Wahdaniyyah.
Sholawat Rahim Cahaya adalah dzikir yang mengarahkan ruh kembali ke kesadaran asalnya,
agar dari rahim cahaya itu lahir kembali insan yang bercahaya,
membawa ilmu ladunni, kasih, dan hikmah Ilahi ke bumi.
أَنْتَ نُورٌ عَلَى نُورٍ
Engkau adalah Cahaya di atas segala cahaya,
dan kepada-Mu seluruh cahaya kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar