Kemuliaan Seorang Ibu: Telapak Kaki Surga, Rahim Cahaya Dunia
Mukadimah
Dalam setiap tarikan nafas seorang anak, tersimpan perjuangan sunyi seorang ibu. Ia memanggul kehidupan sejak belum bernyawa, mengalirkan kasih lewat darah dan air susu, lalu melepaskannya ke dunia dengan berjuta harap. Dan ketika dunia berpaling dari anak itu, sang ibu tetap berdiri… menjadi rumah pertama dan terakhir yang tak pernah tertutup.
Islam bukan hanya menjunjung tinggi sosok ibu, tapi meletakkannya pada tempat yang suci: di bawah telapak kakinya terbentang surga, dan dari rahimnya mengalir jalan menuju kehidupan. Tak ada cinta dunia yang lebih menyerupai cinta Allah selain cinta seorang ibu.
Dalil-Dalil Kemuliaan Seorang Ibu
🌸 1. Surga di Bawah Telapak Kakinya
"الجنة تحت أقدام الأمهات""Surga itu di bawah telapak kaki para ibu."(HR. Ahmad, al-Nasā’i, Ibnu ‘Adiy. Dinyatakan hasan oleh al-Munāwī dan al-Ṣuyūṭī)
Meskipun sebagian ulama menilai sanadnya tidak sampai derajat ṣaḥīḥ, maknanya ma‘nawī shahīḥ—karena senada dengan ayat dan hadits yang mengagungkan bakti kepada ibu.
🌸 2. Al-Qur'an Mendahulukan Ibu
"وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ...""Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah..."(QS. Luqmān: 14)
Penyebutan ummuhu (ibunya) terlebih dahulu adalah isyarat halus tentang derajat perjuangan dan cinta yang tidak dapat diukur dengan logika duniawi.
🌸 3. Tiga Kali Lebih Utama dari Ayah
Dari Abu Hurairah RA:
"Seorang lelaki datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata: Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak atas kebaikanku?"Rasulullah bersabda: "Ibumu."Dia bertanya: “Lalu siapa?”Rasul menjawab: "Ibumu."Dia bertanya lagi: “Lalu siapa?”Rasul menjawab: "Ibumu."Dia bertanya keempat: “Lalu siapa?”Rasul menjawab: "Ayahmu."(HR. Bukhari dan Muslim)
Tiga kali disebut, bukan untuk merendahkan ayah, tetapi untuk mengangkat beban cinta dan pengorbanan ibu yang tidak terhitung.
Kisah Menyentuh tentang Seorang Ibu
Dalam Shifatuṣ-Ṣafwah, disebutkan bahwa seorang pemuda menggendong ibunya dari Yaman menuju Ka'bah. Ia thawaf sambil membawa ibunya, dan setelahnya bertanya kepada ‘Umar bin Khattab RA:
“Wahai Amirul Mukminin, apakah aku telah menunaikan hak ibuku?”
Umar menjawab:
"Tidak. Bahkan belum setara dengan satu jeritan sakitnya saat melahirkanmu.”
Air mata jatuh tanpa disuruh. Bahkan seluruh kehidupan yang diabdikan tak mampu menebus satu titik darah kelahiran.
Menghidupkan Kasih Ibu dalam Doa: Sholawat Kasih Ibu
Ketika zaman menjadi dingin dan suara ibu hanya terdengar saat dirindukan, mari kita panjatkan Sholawat Kasih Ibu—dzikir cinta yang tidak hanya menghubungkan kita dengan Rasulullah ﷺ, tapi juga memuliakan jalan rahim yang menghantarkan kehidupan.
📿 Sholawat ini bisa dibaca sebagai wirid harian, doa untuk ibu yang hidup maupun yang telah wafat, atau sebagai amalan khusus di hari Jumat, malam Nisfu Sya’ban, dan hari-hari istimewa lainnya.
🕊️ Sholawat Kasih Ibu
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ٱلنَّبِيِّ ٱلْأُمِّيِّ
فِي كُلِّ نَفَسٍ، مُنْذُ أَوَّلِ نَفَسٍ فِي رَحِمِ ٱلْأُمِّ
إِلَىٰ حِينِ صُعُودِ ٱلْأَرْوَاحِ إِلَىٰ نُورِكَ ٱلْأَبَدِيِّ، فِي سَكِينَةٍ وَسَلَامٍ
بِعَدَدِ مَا سَقَطَتِ ٱلْأُمَّهَاتُ فِي ذُرِّيَّاتِهِنَّ مِنْ رَحْمَةٍ وَحَنَانٍ
وَٱغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا فِي ظِلِّ عَرْشِكَ ٱلْكَرِيمِ
Penutup
اللهم اجعلنا من البارين بالأمهات، في الدنيا وفي الآخرة.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar